Tuesday, January 26, 2016

Manusia Jika Tak Ikut Hok Tuhan Suruh Rosok Hidupnye - TGHH


KULIAH MAGHRIB 21 SEPTEMBER 2015 SURAU TOKKI ROSDI, KG. ALUR TUMAN, MARANG, TERENGGANU OLEH YB DATO' SERI TUAN GURU HAJI ABDUL HADI AWANG

Monday, January 25, 2016

Rasulullah dan Lemparan Batu

















Sepeninggal Abu Thalib, gangguan kafir Quraisy terhadap Rasulullah SAW semakin besar. Beliau pun berniat untuk meninggalkan Makkah dan pergi ke Tha’if. Beliau berharap akan memperoleh dukungan penduduk setempat dan akan menyambut baik ajakan beliau untuk memeluk agama Islam. Tak lama kemudian, beliau bersama Zaid bin Haritsah, anak angkat beliau, pergi ke Tha’if.
Kabilah terbesar di Tha’if adalah Bani Tsaqif, kabilah yang berkuasa serta mempunyai kekuatan fisik dan ekonomi yang cukup memadai. Mengetahui akan hal ini, Rasulullah SAW menemui pemimpin Bani Tsaqif yang terdiri dari tiga bersaudara. Rasulullah SAW menyampaikan maksud kedatangan beliau dan mengajak mereka untuk memeluk Islam dan tidak menyembah kepada selain Allah SWT. Namun jawaban dari mereka sungguh di luar harapan beliau.
Salah satu dari mereka berkata, “Apakah Allah tidak dapat memperoleh seseorang untuk diutus selain engkau?”
Yang lainnya berkata, “Kami hidup turun-temurun di sini. Tiada kesusahan atau pun penderitaan. Hidup kami makmur, serba berkecukupan. Kami merasa senang dan bahagia. Oleh sebab itu, kami tak perlu agamamu. Juga tidak perlu dengan segala ajaranmu. Kami pun punya Tuhan yang bernama Al-Latta, yang memiliki kekuatan melebihi berhala Hubal di Ka’bah. Buktinya dia telah memberikan kesenangan di sini dengan segala kemewahan dan kekayaan yang kami miliki.”
Yang lainnya lagi berkata, “Jauh berbeda dengan ajaran yang kalian tawarkan. Penuh siksaan dan daerah yang selalu penuh dengan derita. Jelas kami menolak ajaran kalian. Bila tidak, akan menimbulkan malapetaka bagi penduduk kami di sini.”
Mendengar jawaban mereka, Rasulullah SAW berkata, “Jika memang demikian, kami pun tidak memaksa. Maaf kalau telah mengganggu kalian. Kami mohon diri.”
Mereka berkata lagi, “Pergilah kalian cepat-cepat dari sini! Sebelum kalian menyebarkan bencana besar bagi penduduk di sini. Kedatangan kalian ke sini tak bisa kami diamkan begitu saja. Mau tak mau kami harus melaporkan hal ini kepada pemimpin Bani Quraisy di Makkah sebagai mitra kami. Kami tidak ingin berkhianat kepada mereka.”
Maka Rasulullah SAW dan Zaid bin Haritsah keluar dari rumah para pemimpin Bani Tsaqif itu. Akan tetapi, para pemimpin Bani Tsaqif tidak membiarkan mereka berdua pergi begitu saja. Di luar rumah para pemimpin tersebut, Rasulullah SAW dan Zaid bin Haritsah dihadang oleh sekelompok penduduk kota Tha’if yang tidak ramah. Bahkan di antara kelompok itu ada beberapa anak kecil. Dengan satu aba-aba dari seseorang, sekelompok penduduk itu pun melempari Rasulullah SAW dan Zaid bin Haritsah dengan batu. Zaid bin Haritsah berusaha melindungi Rasulullah SAW sambil pergi dari tempat itu. Mereka berdua terluka akibat lemparan-lemparan itu.
Setelah agak jauh dari kota Tha’if, Rasulullah berteduh dekat sebuah pohon sambil membersihkan luka-luka mereka. Ketika  sudah tenang, Rasulullah SAW mengangkat kepala menengadah ke atas, ia hanyut dalam suatu doa yang berisi pengaduan yang sangat mengharukan:
“Allahumma ya Allah, kepadaMu aku mengadukan kelemahanku, kurangnya kemampuanku serta kehinaan diriku di hadapan manusia. Wahai Tuhan Yang Mahapengasih Mahapenyayang. Engkaulah yang melindungi si lemah, dan Engkaulah Pelindungku. Kepada siapa hendak Kauserahkan diriku? Kepada orang jauh yang berwajah muram kepadaku? atau kepada musuh yang akan menguasai diriku? Aku tidak peduli selama Engkau tidak murka kepadaku. Sungguh luas kenikmatan yang Kaulimpahkan kepadaku. Aku berlindung kepada Nur Wajah-Mu yang menyinari kegelapan dan membawakan kebaikan bagi dunia dan akhirat. Janganlah Engkau timpakan kemurkaanMu kepadaku. Engkaulah yang berhak menegur hingga berkenan pada-Mu. Dan tiada daya upaya kecuali dengan Engkau.”
Kemudian Allah SWT mengutus Jibril untuk menghampiri beliau. Jibril berkata, “Allah mengetahui apa yang telah terjadi di antara kamu dan penduduk kota Tha’if. Dia telah menyediakan malaikat di gunung-gunung di sini untuk menjalankan perintahmu. Jika engkau mau, maka malaikat-malaikat itu akan menabrakkan gunung-gunung itu hingga penduduk kota itu akan binasa. Atau engkau sebutkan saja suatu hukuman bagi penduduk kota itu.”
Setelah mendapatkan hinaan dan lemparan batu yang demikian menyakitkan, kemudian mendapat tawaran luar biasa dari Jibril, apa jawaban Rasulullah SAW? Ia malah terkejut dengan tawaran tersebut, lalu menjawab Jibril, “Walaupun orang-orang ini tidak menerima ajaran Islam, tidak mengapa. Aku berharap dengan kehendak Allah, anak-anak mereka pada suatu masa nanti akan menyembah Allah dan berbakti kepada-Nya.
Demikianlah kelembutan hati Rasulullah SAW. Dia manusia, tapi tak seperti manusia. Begitu mulianya pengorbanan beliau. Walaupun halangan menimpa, namun hatinya tetap tabah, penuh kelembutan dan kasih sayang. Betapa kejinya orang-orang yang menghina manusia mulia ini. Betapa jahatnya orang-orang yang menyakiti beliau. Termasuk kita..
Begitu mudahnya kita menyakiti perasaan beliau dengan meninggalkan ajarannya. Tidak tahukah kita, bahwa setiap hari, amal-amal kita akan dihadapkan kepada Rasulullah SAW? Jika amal itu baik, maka beliau pun bergembira dan bersyukur. Jika amal itu buruk, maka beliau dengan kelembutannya memohonkan ampunan kepada Allah bagi kita. Adakah pemimpin lain yang selalu memikirkan umatnya dari sejak di dunia hingga di kehidupan berikutnya selain Rasulullah SAW?
Ya Allah, ampuni kami.. Ya Rasulullah, maafkan kami…
Sumber : http://cara-muhammad.com

7 Wasiat Rasulullah Kepada Abu Dzar Al-Ghifari




Puji syukur kehadirat Allah yang telah menurunkan utusan-Nya Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan petunjuk dan jalan paling terang kepada umat manusia di bumi ini, yaitu agama Islam. Pada diri Nabi Muhammad SAW dapat kita temukan suri tauladan terbaik bagi seluruh manusia. Tutur katanya, perilakunya, kebijaksanaannya, semua tingkah lakunya di dunia ini membawa kebaikan dan contoh yang baik bagi setiap manusia di bumi ini.
Sebelum kepergiannya, beliau telah meninggalkan begitu banyak suri tauladan yang baik yang dapat kita jadikan pedoman hidup agar dapat menjadi seorang muslim yang kaffah dan seutuhnya. Salah satunya adalah ketujuh pesan beliau kepada salah seorang sahabat, Abu Dzar Al-Ghifari. Ketujuh wasiat tersebut adalah:
  1. Mencintai orang miskin
Beliau memerintahkan kita seluruh umat Islam agar senantiasa untuk mencintai orang miskin. Orang-orang miskin yang beliau maksudkan adalah orang-orang yang hidupnya tidak berkecukupan dan tidak mempunyai harta untuk mencukupi kehidupannya, dan mereka tidak mau meminta-minta untuk mencukupi kebutuhan mereka.
Dalam suatu riwayat Ibnu ‘Umar disebutkan pada satu hari bahwa salah seorang dari kaum Muhajirin yang miskin menceritakan kepada Rasulullah, betapa beruntungnya mereka yang memiliki kekayaan harta, karena dapat beribadah dan beramal lebih banyak melalui harta mereka. Mendengar hal itu, Rasulullah pun bersabda: “Wahai orang-orang yang miskin, aku akan memberikan kabar gembira kepada kalian, bahwa orang mukmin yang miskin akan lebih dahulu masuk surga daripada orang mukmin yang kaya, dengan tenggang waktu setengah hari, itu sama dengan lima ratus tahun. Bukankah Allah berfirman: Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu”.
Lalu, bagaimana bisa seorang yang miskin akan lebih dahulu masuk surga? Padahal bisa dibilang orang yang memiliki hartalah yang lebih banyak beramal dan bersedekah. Rasulullah pun menjawab, orang-orang yang memiliki harta akan menyusul orang-orang miskin untuk memasuki surga, karena mereka harus melalui proses pertanggungjawaban dan perhitungan dari harta-harta yang mereka miliki dan mereka pakai selama mereka hidup di dunia ini. Maka, sungguh begitu banyak ladang amal yang telah Allah sediakan di muka bumi ini, salah satunya yaitu mengasihi dan menyayangi orang-orang miskin.
  1. Melihat pada orang yang lebih rendah dalam hal materi dan penghidupan
Jauh dari syukur, itulah sifat dasar dari manusia, oleh karena itu Rasulullah memerintahkan umat Islam untuk melihat kepada orang yang lebih rendah dalam hal materi dan penghidupan, agar kita senantiasa berterimakasih dan bersyukur atas segala sesuatu yang telah Allah berikan kepada kita. Sebagaimana sabda Rasulullah: “Lihatlah kepada orang yang berada di bawahmu dan jangan melihat orang yang berada di atasmu, karena yang demikian lebih patut, agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah yang telah diberikan kepadamu” (HR. Bukhari)
Melalui hadits ini Rasulullah mengingatkan kita agar tidak melihat kepada orang-orang yang hidupnya berada di atas kita, orang-orang yang hidupnya bergelimang harta dan memiliki kekayaan yang melimpah, karena demi Allah, keindahan dan kenikmatan benar-benar menyilaukan dan memukau bagi siapa saja yang lupa untuk berterima kasih dan beriman kepada Allah SWT.
  1. Menyambung silaturahim
Silaturahim adalah ibadah yang mulia dan memberikan banyak berkah bagi siapa pun yang melakukannya. Seperti peringatan dan ancaman-Nya dalam firman “Maka, apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka, dan dibutakan-Nya penglihatan mereka.” (QS. Muhammad [47]: 22-23)
Maka, di zaman modern yang semakin memudahkan kita untuk berkomunikasi, rasanya tidak ada lagi alasan untuk tidak menyambung silaturahim kepada sesama saudara. Karena, menyambung tali silaturahim memiliki banyak manfaat, rahmat dan kebaikan dari Allah senantiasa tercurah kepada mereka yang senantiasa menyambung tali silaturahim, silaturahim juga merupakan sebab pentingnya seseorang masuk surga dan dijauhkan dari api neraka. Selain itu, silaturahim juga merupakan tanda ketaatan dan amalan yang mendekatkan seorang hamba kepada Tuhannya, Allah SWT.
  1. Memperbanyak ucapan “La Haula Walaa Quwwata Illa Billah”
La haula walaa quwwata illa billah (tidak ada daya dan upaya kecuali dari pertolongan Allah), sebuah kalimat yang mengingatkan kita bahwa sudah semestinya sebagai hamba yang lemah kita senantiasa dan meyakini bahwa segala sesuatu yang kita lakukan terjadi karena kehendak dan kuasa-Nya. Ketika seorang hamba mengucapkan kalimat La haula walaa quwwata illa billah dengan sepenuh hati, berarti bahwa hamba tersebut telah mengakui ketidakberdayaan dan kelemahannya di hadapan Allah SWT, tiada kesombongan sedikit pun terbesit bagi mereka yang telah mengucapkan kalimat ini dengan sepenuh hati dan jiwa.
  1. Berani berkata benar meskipun pahit
Berkata benar, terkadang memang terasa sulit, terlebih jika kebenaran tersebut adalah kebenaran yang terasa pahit untuk diucapkan dan disampaikan. Berbagai alasan pun melatarbelakangi hal ini, mulai dari rasa sungkan, atau rasa segan karena yang sedang kita hadapi adalah orang yang memiliki derajat atau kedudukan lebih tinggi. Hal ini, tentu saja bertentangan dengan apa yang Rasulullah sabdakan: “Jihad yang paling utama ialah mengatakan kalimat yang haq (benar) kepada penguasa yang zhalim”.
Berbagai cara dapat dilakukan untuk menyampaikan kebenaran kepada atasan, pemimpin atau penguasa yang bathil. Cara yang dilakukan secara perlahan dan baik-baik tentu akan lebih “ampuh” dibandingkan dengan cara kekerasan dan “kengototan” kita dalam menyampaikan kebenaran. Penyampaian secara persuasif akan jauh lebih efektif, karena Islam memberikan petunjuk tentang bagaimana cara menyampaikan nasihat. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang ingin menasihati penguasa, janganlah ia menampakkan dengan terang-terangan. Hendaklah ia pegang tangannya lalu menyendiri dengannya. Kalau penguasa itu mau mendengar nasihat itu, maka itu yang terbaik. Dan bila si penguasa itu enggan (tidak mau menerima), maka sungguh ia telah menjalankan kewajiban amanah yang dibebankan kepadanya”.
  1. Tidak takut celaan ketika berdakwah di jalan Allah
Berbagai cobaan dan siksaan yang menimpa Rasulullah ketika berdakwah tentu tidak diragukan lagi kebenarannya. Cobaan dan siksaan yang begitu perih dan pedih dialami oleh Rasulullah dan para sahabat-Nya dalam menyampaikan ajaran-ajaran Islam, namun hal itu tidak sedikit pun membuat mereka gentar dan takut, karena mereka percaya dengan janji Allah yang begitu manis dan indah.
Allah begitu mencintai siapa pun yang mengutarakan kebenaran dari ajaran-Nya, seperti yang Allah sampaikan dalam surat Al-Maidah [5]: 54. Jaminan mendapatkan surga pun telah dijanjikan-Nya bagi siapa pun yang berdakwah di jalan-Nya.
  1. Tidak meminta-minta
Meminta-minta adalah perbuatan yang sama sekali tidak mencerminkan sikap dan jiwa dari seorang muslim yang baik. Meminta-minta adalah haram hukumnya dalam Islam, karena Islam mengajarkan setiap umatnya untuk senantiasa berusaha dan berjuang untuk mendapatkan apa yang diinginkan.
Mental seorang muslim adalah mental seorang muslim yang tangguh dan tidak mudah menyerah serta rela berjuang keras untuk mendapatkan dan mencapai impiannya, bukan dari meminta-minta dan sekedar berpangku tangan.

Demikian lah ke tujuh wasiat Rasulullah yang disampaikan kepada Abu Dzar Al-Ghifari, semoga apa yang disampaikan dapat bermanfaat. Semoga apa yang kita lakukan di dunia ini semuanya berdasar pada akhlak-akhlak Rasulullah SAW, agar di hari akhir dan di akhirat kelak, kita termasuk hamba-Nya yang mendapatkan syafaat dari Rasulullah SAW. Amin ya Rabbal Alamin.
Allahualam bisshawab.
* Diadaptasi dari buku karya Abdullah Gymnastiar dengan beberapa perubahan (penambahan dan pengurangan) oleh penulis.
Sumber: http://www.dakwatuna.com

TUJUAN SOLAT TAHAJUD DAN KELEBIHAN




TUJUAN SOLAT TAHAJUD

💝 Sebagai petanda perhambaan kepada Allah SWT

💝 Mendekatkan seorang hamba dengan Penciptanya

💝 Tanda kesyukuran manusia di atas nikmat kurniaan Allah SWT

💝 Menguatkan jiwa dan ketaqwaan seseorang kepada Allah SWT.

💝 Mendapatkan ketenangan dalam menghadapi cabaran dan dugaan hidup.


KELEBIHAN  SOLAT TAHAJJUD

💝 Tahajjud adalah solat sunat yang paling afdal.

💝 Doa dimakbulkan Allah.

💝 Memperolehi ketenangan jiwa.

💝 Merasai diri hampir kepada Allah SWT.

💝 Diberikan keistimewaan oleh Allah SWT.

💝 Memperolehi pertolongan dan rahmat Allah.

💝 Menewaskan gangguan dan godaan syaitan.

💝 Mencegah dosa dan menghindari  penyakit.

💝 Menjadi lebih berdisiplin dalam melakukan tugas.

💝 Allah SWT memudahkan menerima ilmu yang dipelajari.

💝 Terkeluar daripada catatan sebagai golongan yang lalai.

💝 Dihormati masyarakat dan dijauhi daripada hasad dengki manusia.

💝 Allah SWT memberikan kemudahan dan rezeki yang berpanjangan.

💝 Orang bersolat Tahajud menjadi kesayangan Allah SWT.

💝 Diberi keistimewaan yang orang lain tidak perolehi.

💝 Mendapat kemuliaan Allah SWT di dunia dan akhirat.

💝 Meninggikan martabat seorang hamba di sisi Allah Azza Wa Jalla.

💝 Memudahkan hisab di akhirat dan melintasi Titian Siratal-Mustaqim.

TIAP TIAP PENYAKIT ADA UBATNYA KECUALI MATI.



TIAP TIAP PENYAKIT ADA UBATNYA KECUALI MATI.

Demam Panas
1. Surah al-Fatihah
2. Ayat Pemecah Kebuntuan {al-Hasyr : 21-24}
3. Doa {Bismillahil Kabir ...}
4. Doa Penyejuk

Selesema
1. Surah al-Fatihah
2. Selawat Syifa'
3. Doa Penghilang Sakit {Baca 7X}
4. Doa Penyejuk

Penyakit Kulit
1. Surah al-Fatihah
2. Selawat Syifa'
3. Selawat Tafrijiyyah
4. Doa Penghilang Sakit {Baca 7X}

Sakit Kepala
1. Surah al-Fatihah
2. Selawat Syifa'
3. Doa Sakit Kepala {al-Waqi'ah : 19}
4. Doa {Bismillahil Kabir ...}

Sakit Sendi
1. Surah al-Fatihah
2. Selawat Syifa'
3. Ayat Pemecah Kebuntuan {al-Hasyr : 21-24}

Sakit Mata
1. Surah al-Fatihah
2. Selawat Syifa'
3. Selawat Tafrijiyyah
4. Doa Penyakit Mata
a. Doa Kesembuhan Penyakit
b. Surah Qaf : 22
c. Surah al-Qalam : 5

Buta Seluang
1. Surah al-Fatihah
2. Selawat Syifa'
3. Doa Buta seluang

Sakit Mata Sebab Sihir
1. Surah al-Fatihah
2. Selawat Syifa'
3. Ayat Menentang & Melawan Sihir
a. Surah Yunus : 81-82
b. Surah al-'Araaf : 118-122
c. Surah Taa Haa : 69
d. Surah al-Nissaa' : 84
e. Surah Yusuf : 64
4. Doa Menghindar Syaitan
5. Doa Penyakit Mata

Tahi Mata Berlebihan
1. Surah al-Fatihah
2. Doa Tahi Mata Berlebihan

Mata Dimasuki Benda
1. Surah al-Fatihah
2. Selawat Syifa'
3. Doa Penyakit Mata

Sakit Perut
1. Surah al-Fatihah
2. Selawat Syifa'
3. Doa Penghilang Sakit {Baca 7 Kali}
4. Doa Sakit Perut

Batuk
1. Surah al-fatihah
2. Selawat Syifa'
3. Doa Penghilang Sakit {Baca 7X}

Bisa
1. Surah al-Fatihah
2. Bismillah Tujuh
3. Bismillah Lima

Sesak Nafas
1. Surah al-Fatihah
2. Ayat Kursi
3. al-Mu'awwizat (Surah al-Ikhlas, Surah al-Falaq & Surah al-Nas}
4. Surah al-Insyirah
5. Doa Melegakan Sesak Nafas
a. Surah al-An'am : 125
b. Surah al-Zumar : 22

Dada Berdebar-Debar
1. Surah al-Fatihah
2. Ayat Kursi
3. al-Mu'awwizat
4. Doa Melegakan Debaran Dada
a. Surah al-Ra'd : 28
b. Surah al-An'am : 13
c. Surah al-Syura : 33
d. Surah al-Furqan : 45

Sakit Gigi Biasa
1. Surah al-Fatihah
2. Selawat Syifa'
3. Doa Penghilang Sakit {Baca 7X}
4. Doa Sakit Gigi

Sakit Gigi Bernanah, Gusi Bengkak & Barah Gigi
1. Surah al-Fatihah
2. Ayat Pemecah Kebuntuan {al-Hasyr : 21-24}
3. Doa Pengecil
4. al-Mu'awwizat

Kencing Malam
1. Surah al-Fatihah
2. Ayat Pemecah {Surah al-Mukminun : 115-118}
3. Ayat Penahan {Surah Hud : 44}

Cirit-Birit
1. Surah al-Fatihah
2. Selawat Syifa'
3. Selawat Tafrijiyyah
4. Doa Penghalang sakit {Baca 7X}
5. Doa Sakit Perut
(Sumber rujukan darussyifa malaysia)

Kisah "BAHLUL"



Dikisahkan bahawa Buhlul adalah merupakan seorang lelaki gila pada zaman al-Khalifah al-'Abbasi Harun ar-Rasyid.

Pada suatu hari, Harun ar-Rasyid lalu berdekatan dengannya. Ketika itu dia sedang duduk di sisi kubur.

Harun ar-Rasyid berkata kepadanya dalam keadaan menghina: "Wahai Buhlul, wahai si gila, bilalah kamu ni akan ada akal?

Buhlul pun memanjat sebatang pokok sehingga sampai ke tempat yang paling tinggi. Kemudian dia menyeru Harun dengan sekuat-kuat suaranya. Wahai Harun, wahai si gila, bilalah kamu ni akan ada akal?

Harun pun pergi ke bawah pokok tersebut sambil menunggang kudanya. Harun berkata kepada Buhlul:"Aku yang gila atau engkau yang yang berada di atas pokok? "

Buhlul berkata kepada Harun:"Aku ada akal".

Harun bertanya:"Bagaimana kamu mengatakan kamu ada akal?"

Buhlul menjawab:"Aku ada akal dan tidak gila kerana  aku tahu bahawa benda ni akan hilang (sambil dia menunjukkan ke arah istana Harun) dan benda ini akan kekal (sambil dia menunjukkan ke arah kubur).

Maka aku telah meng'imarahkan ini sebelum ini.

Manakala kamu pula sesungguhnya telah meng'imarahkan yang ini (dimaksudkan istana Harun) dan kamu telah merosakkan yang ini (dimaksudkan kubur).

Kamu benci untuk berpindah daripada tempat yang kamu makmurkan kepada tempat yang kamu rosakkan sedangkan kamu tahu bahawa kubur itulah tempat kamu kembali bahkan tidak mustahil lagi.

Buhlul pun berkata:"Katakanlah kepadaku siapakah di antara kita yang gila sebenarnya? "

Gementar hati Harun ar-Rasyid dan dia menangis sehingga basah janggutnya. Lalu dia berkata:"Demi Allah,  sesungguhnya engkau benar."

Kemudian Harun berkata:"Tambahkanlah nasihat untukku ya Buhlul."

Buhlul berkata:"Cukuplah bagimu Kitab Allah maka berpegang teguhlah dengannya."

Harun berkata:"Adakah kamu ada sesuatu hajat, aku akan tunaikannya."

Buhlul berkata:"Ya, aku ada tiga hajat. Jika kamu menunaikannya, aku berterima kasih kepadamu."

Harun berkata:"Mintalah hajatmu itu."

Buhlul pun berkata:"Engkau tambahkan umurku."

Jawab Harun: "Aku tak mampu. "

Buhlul berkata lagi:"Kamu selamatkan aku daripada Malaikat Maut."

Jawab Harun:"Aku tak mampu."

Buhlul berkata lagi:"Engkau masukkan aku ke dalam Syurga dan jauhkan aku daripada Neraka."

Jawab Harun:"Aku tak mampu."

Buhlul berkata:"Maka ketahuilah bahawa sesungguhnya engkau adalah 'mamluk' (yang dimiliki) dan engkau bukanlah 'malik' (yang memiliki).

Aku tiada apa-apa hajat di sisimu.

Sumber: كتاب عقلاء المجانين

Terjemahan: Abu Ammar Madani.  2 Jun 2013.

TANDA ALLAH MENCINTAI...




Dalam sebuah riwayat disebutkan bahawa Nabi Musa a.s. berkata sesuatu kepada Tuhan, “Wahai Tuhanku, bagaimana saya dapat membezakan antara orang yang Engkau cintai dengan orang yang Engkau benci?’ 

Allah Swt. menjawab, ‘Hai Musa, sesungguhnya jika Aku mencintai seorang hamba, maka Aku akan menjadikan dua tanda kepadanya.’ Musa bertanya, ‘Wahai Tuhanku, apa kedua tanda itu?’ 

Allah Swt. menjawab, ‘Aku akan mengilhamkan kepadanya agar ia berdzikir kepada-Ku agar Aku dapat menyebutnya di kerajaan langit dan Aku akan menahannya dari lautan murka-Ku agar ia tidak terjerumus ke dalam azab dan siksa–Ku. 

Hai Musa, jika Aku membenci seorang hamba, maka Aku akan menjadikan dua tanda kepadanya.’ Musa bertanya, ‘Wahai Tuhanku, apa kedua tanda itu?’ 

Allah Swt. menjawab, ‘Aku akan melupakannya berzikir kepada-Ku dan Aku akan melepaskan ikatan antara dirinya dan jiwanya, agar ia terjerumus ke dalam lautan murka-Ku sehingga ia merasakan siksa-Ku.’”

-- Imam Al-Ghazali dalam Kitab Al-Mahabbah.

TIGA JENIS KAWAN MENURUT IMAM AL-GHAZALI



- Kawan yang pertama
Kawan yang ada ilmu, bila kita berkawan dengan dia, dia sentiasa bagi ilmu & nasihat agama kepada kita. Imam Al- Ghazali kata jangan lepas kawan ini. Berkawanlah kerana kebaikan yang banyak diperolehi.

- Kawan kedua
Dia tak ada ilmu, tapi kita ada ilmu dan dia terima ilmu & nasihat agama yang kita sampaikan kepada dia.

Imam Al- Ghazali kata jangan lepas kawan ini. Berkawanlah kerana dengan kita sampaikan ilmu & nasihat kepada dia, dia dapat laksanakan perintah Allah SWT.

- Kawan yang ketiga
Dia tak ada ilmu, kita ada ilmu tetapi bila kita bagi ilmu & nasihat kepada dia, dia tak terima dan macam-macam bagi alasan iaitu seperti dia tak suka ilmu yang disampaikan.. Dia rejek ilmu dan nasihat yang kita bagi.

Imam Al- Ghazali kata jangan kawan dengan orang macam ini kerana tiada bagi manfaat kepada kita dan dia. Dan takut-takut kita terikut cara & tingkahlaku dia yang boleh membawa kita kepada kehancuran..

MUSLIMAH SEJATI



1. Wanita Ananah

Wanita yang banyak mengomen. Apa yang diberi atau dilakukan suami untuk rumah tangga semuanya tidak kena dan sentiasa tidak berpuas hati.

2. Wanita Mananah

Wanita yang menidakkan jasa suami sebaliknya mendabik dada dialah yang banyak berkorban untuk rumah tangga. Dia suka mengungkit apa yang dilakukan untuk rumah tangga.

3. Wanita Hananah

Menyatakan kasih sayangnya kepada suaminya yang lain, yang dikahwini sebelum ini atau kepada anaknya dari suami yang lain dan dia berangan-angan untuk mendapatkan suami yang lebih baik dari suami yang sedia ada. Dalam kata lain wanita sebegini tidak bersyukur dengan jodohnya itu. Dia juga merendahkan kebolehan dan kemampuan suaminya.

4. Wanita Hadaqah

Melemparkan pandangan matanya pada sesuatu, lalu menyatakan keinginannya untuk memiliki barang atau sesuatu dengan memaksa suaminya untuk membeli. Wanita yang suka ikut nafsunya. Dia suka membandingkan dirinya dengan orang lain.

5. Wanita Baraqah

Wanita yang suka bersolek dan menghias diri bukan untuk suaminya tetapi untuk ditunjuk-tunjukkan kepada dunia. Wanita sebegini suka dipuji-puji. Kalau dia menjadi isteri orang yang ternama dialah yang yang menjadi ketua dalam kumpulan itu, orang lain tidak boleh mengatasi dirinya.

Wanita yang marah ketika makan, selalunya dia tidak mahu makan kecuali bersendirian dan diasingkan bahagiannya.

6. Wanita Syadaqah

Wanita yang suka bercakap banyak menyebabkan segala kerja yang dilakukan tidak menjadi.

AL-FATIHAH : DIALOG HAMBA DENGAN TUHAN




Dari Abu Hurayrah radhiyallahu 'anhu:

سَمِعْتُ النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ:

Aku mendengar Nabi ﷺ‎ berkata bahawa: Allah 'azza wa jalla berkata:

قَسَمْتُ الصَّلَاةَ بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي نِصْفَيْنِ، وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ

Telah Aku bahagikan as-Solat (yakni Al-Fatihah) di antara Aku dan hambaKu kepada 2 bahagian. Dan bagi hambaKu, apa yang dia minta.

فَإِذَا قَالَ الْعَبْدُ:{ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ } قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: حَمِدَنِي عَبْدِي

Apabila sang hamba menyebut 'AlHamdu lilLahi Rabbil 'Alamiin', Allah menjawab: HambaKu memujiku.

وَإِذَا قَالَ:{ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ } قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: أَثْنَى عَلَيَّ عَبْدِي

Apabila dia menyebut 'arRahmaanirRahiim', Allah menyebut: HambaKu kembali memujiku.

وَإِذَا قَالَ:{ مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ } قَالَ اللَّهُ: مَجَّدَنِي عَبْدِي

Apabila dia menyebut 'Maliki yaumiddin', Allah menyebut: HambaKu menyanjungKu.

فَإِذَا قَالَ:{ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ } قَالَ: هَذَا بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ

Apabila dia menyebut 'Iyyaaka Na'budu wa Iyyaaka Nasta'in', Allah menjawab: Ini adalah antara Aku dan hambaKu, dan bagi hambaKu apa yang dia pinta.

فَإِذَا قَالَ:{ اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ } قَالَ: هَذَا لِعَبْدِي وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ".

Apabila dia menyebut 'Ihdinas sirathol mustaqim.. (sehingga selesai)', Allah menyebut: Ini untuk hambaKu dan untuk hambaKu apa yang dia pohon.

[HR Muslim]

ISNIN HARI KELAHIRAN RASULULLAH SAW



Hadith: 
Daripada Abu Qatadah al-Ansari berkata: Rasulullah SAW ditanya oleh sahabat tentang kelazimannya berpuasa pada setiap hari Isnin. Maka baginda bersabda: "Padanya aku dilahirkan dan padanya wahyu pertama diturunkan kepada ku". Riwayat: (Muslim)

Huraian Hadith: 

1) Merayakan maulid rasul termasuk dalam rangka memuliakan Rasulullah SAW dan sesiapa yang meraikannya diberikan pahala oleh Allah SWT. Begitu juga menyambut hari-hari kebesaran Islam yang lain seperti Maal Hijrah, Nuzul al-Quran, Hari Raya Puasa dan Haji, Nisfu Syaaban dan sebagainya.

2) Allah SWT berfirman dalam surah al-Haj ayat 32 yang maksudnya : "..dan sesiapa yang menghormati syiar-syiar agama Allah, maka (dialah orang yang bertaqwa) kerana sesungguhnya perbuatan itu adalah satu kesan daripada sifat-sifat hati yang bertaqwa kepada Allah"

3) Rasulullah SAW adalah merupakan syiar atau tanda kebesaran Allah SWT kerana dengan kelahiran Rasulullah SAW, dunia mengetahui tentang keesaan Allah SWT. Sesungguhnya Allah menyuruh kita mengambil pengajaran di atas peristiwa keputeraan Rasulullah SAW ini kerana ia akan memperkukuhkan keimanan dan kecintaan kita terhadap diri baginda dan meneruskan perjuangannya serta tidak melupakan ajaran dan sunahnya.

4) Mengucapkan selawat ke atas Nabi SAW seperti dalam majlis maulidurrasul adalah amalan yang amat digalakkan dalam Islam kerana Allah sendiri telah berfirman yang maksudnya "Sesungguhnya Allah dan para malaikat berselawat ke atas Nabi. Wahai orang beriman, hendaklah kalian berselawat baginya dan mengucapkan salam penghormatan kepadanya." (Al-Ahzab:56)

5) Ulama telah sepakat memandang baik amalan menyambut maulidurrasul SAW. Di Malaysia, era 50an hingga 80an sambutan ini dilakukan dengan cara tradisional seperti berzanji, tilawah al-Quran, tahlil dan sebagainya. Namun perkembangan semasa telah mempengaruhi acara sambutan tersebut kepada bentuk baru seperti dengan mengadakan nasyid, forum, ceramah, perarakan dan sebagainya. Tujuannya tidak lain melainkan untuk memperingati, mengagungkan, dan memuliakan Rasulullah SAW.

Sumber: http://www.islam.gov.my/e-hadith/isnin-hari-kelahiran-rasulullah-saw

Tuesday, January 19, 2016

Ceramah Maulana Syamim Bayan - Malaysia - June 2011


Markaz-markaz Tabligh di Malaysia




Senarai tempat perhimpunan mingguan umat Islam & masjid utama atas maksud melaksanakan kerja-kerja dakwah & tabligh di Malaysia. Jazakallahu khair kepada mereka yang berusaha mengumpulkan maklumat ini. [repost]

SEMENANJUNG MALAYSIA
1. Masjid Jamek Bandar Baru Seri Petaling, Kuala Lumpur – Hari Sabtu malam Ahad.
2. Madrasah Miftahul Hidayah, Beseri, Perlis – Hari Sabtu malam Ahad.
3. Madrasah Hafiz Bukit Choras, Kota Sarang Semut, Alor Setar, Kedah – Hari Khamis malam Jumaat.
4. Madrasah Tahfiz Al-Quran, Sg. Petani, Kedah – Hari Khamis malam Jumaat.
5. Madrasah Tahfiz Al-Quran, Bukit Pinang, Jitra, Kedah – Hari Khamis malam Jumaat.
6. Madrasah Manabi’ul- Ulum, Penanti, Pulau Pinang – Hari Jumaat malam Sabtu.
7. Masjid Benggali, Penang – Hari Khamis malam Jumaat.
8. Masjid Hanafi, Taiping, Perak – Hari Sabtu malam Ahad.
9. Masjid Abdul Karim, Selama, Perak – Hari Jumaat malam Sabtu.
10. Madrasah Taman Pinji Perdana, Ipoh, Perak – Hari Sabtu malam Ahad.
11. Masjid Jamek Rahang, Seremban, Negeri Sembilan – Hari Sabtu malam Ahad.
12. Madrasah Al-Hidayah, Tengkera, Melaka – Hari Sabtu malam Ahad.
13. Madrasah Tahfiz Al-Quran, Batu Pahat, Johor – Hari Sabtu malam Ahad.
14. Madrasah Tahfiz Al-Quran, Sinaran Baru, Kempas, Johor -?Hari Sabtu malam Ahad.
15. Masjid Ahmad Shah, Jerantut, Pahang – Hari Sabtu malam Ahad.
16. Masjid Mat Kilau, Jalan Gambang, Kuantan, Pahang – Hari Sabtu malam Ahad.
17. Madrasah Al-Quran, Kubang Bujuk, Kuala Terengganu, Terengganu – Hari Khamis malam Jumaat.
18. Masjid Pakistan, Besut, Terengganu – Hari Khamis malam Jumaat.
19. Madrasah Dusun Raja, Kota Bharu, Kelantan – Hari Khamis malam Jumaat.

SABAH & SARAWAK
20. Surau Darul Muttaqin, Kampung Semerah Padi Semariang, Petra Jaya, Sarawak – Hari Sabtu malam Ahad.
21. Masjid Daerah, Bintulu, Sarawak – Hari Sabtu malam Ahad.
22. Masjid An-Na’im, Lutong, Miri, Sarawak – Hari Jumaat malam Sabtu.
23. Masjid Al-Qadim, Sibu, Sarawak – Hari Sabtu malam Ahad.
24. Masjid Besar, Limbang, Sarawak – Hari Sabtu malam Ahad.
25. Surau Perumahan Perbadanan Labuan, Bukit Kuda, Labuan – Hari Sabtu malam Ahad.
26. Masjid Hj. Akbar Khan, Kg. Bingkol, Beaufort, Sabah – Hari Sabtu malam Ahad.
27. Masjid Pekan Menggatal, Kota Kinabalu, Sabah – Hari Sabtu malam Ahad.
28. Madrasah Kg. Tanjung Batu Darat, Tawau, Sabah – Hari Sabtu malam Ahad.
29. Masjid Muroqabah, Kg. BDC, Sandakan, Sabah – Hari Sabtu malam Ahad.

Program Malam Perhimpunan.
1) Waktu Asar.
– Majlis Taklim? Fadhail Amal.
– Ceramah umum/ bayan Asar.

2) Waktu Maghrib.
– Sembahyang fardhu berjemaah.
– Ceramah umum/ bayan Maghrib.

3) Waktu Isyak.
– Sembahyang fardhu berjemaah.
– Pembacaan kitab Hayatus Sahabah.
– Rehat.
– Qiyamullail (sembahyang secara bersendirian).

4) Waktu Subuh
– Sembahyang fardhu berjemaah.
– Ceramah umum/ bayan Subuh.
Bersurai selepas waktu Isy’raq (suruk).

Nota: Sebarang kesilapan, perubahan dan lain-lain, komentar dialukan.

Monday, January 18, 2016

TANDA ALLAH MENCINTAI







Dalam sebuah riwayat disebutkan bahawa Nabi Musa a.s. berkata sesuatu kepada Tuhan,
“Wahai Tuhanku, bagaimana saya dapat membezakan antara orang yang Engkau cintai dengan orang yang Engkau benci?’

Allah Swt. menjawab, ‘Hai Musa, sesungguhnya jika Aku mencintai seorang hamba, maka Aku akan menjadikan dua tanda kepadanya.’

Musa bertanya, ‘Wahai Tuhanku, apa kedua tanda itu?’

Allah Swt. menjawab, ‘Aku akan mengilhamkan kepadanya agar ia berzikir kepada-Ku agar Aku dapat menyebutnya di kerajaan langit dan Aku akan menahannya dari lautan murka-Ku agar ia tidak terjerumus ke dalam azab dan siksa–Ku.

Hai Musa, jika Aku membenci seorang hamba, maka Aku akan menjadikan dua tanda kepadanya.’

Musa bertanya, ‘Wahai Tuhanku, apa kedua tanda itu?’

Allah Swt. menjawab, ‘Aku akan melupakannya berzikir kepada-Ku dan Aku akan melepaskan ikatan antara dirinya dan jiwanya, agar ia terjerumus ke dalam lautan murka-Ku sehingga ia merasakan siksa-Ku.’”

- Imam Al-Ghazali dalam Kitab Al-Mahabbah -

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...